INTERNET DAN PROFESI SEORANG GURU


Unknown | 01.04 |





Guru Wajib Bisa Komputer dan Mengerti Internet .
           Apabila masih ada guru yang apriori terhadap perkembangan jaman, khususnya bidang IT, maka siapakah yang salah? Mengapa mereka berpola pikir seperti itu? Pihak manakah yang membuat para guru berpikir seperti itu ? Haruskah mencari kambing hitam?
Semua guru pasti pernah membaca atau mendengar ungkapan ini : “long life education, guru harus mengikuti perkembangan jaman”, dan sebagainya. Sudahkah ungkapan itu diamalkan oleh semua guru? Ternyata belum. Secara empiris hal ini dapat saya buktikan.
Kalau guru mengikuti perkembangan jaman, maka sekarang ini semua guru mestinya bisa dan atau mengerti internet dan mengoperasikan computer/leptop. Nyatanya !? Berikut ini realita yang ada di kalangan para guru Indonesia.
          Kenyataan guru tidak bisa computer dan internet, terjadi bukan hanya pada guru SD, namun di semua tingkatan sekolah. Mereka masih tetap apriori terhadap tuntutan jaman yang semakin menyudutkan profesi guru. Wajibkah guru bisa computer dan mengerti internet?
Menurut saya wajib, wajib, dan wajib. Guru harus lebih cerdas ketimbang muridnya terkait dengan perkembangan jaman khususnya di bidang ICT. Bukti bahwa itu adalah wajib baru terasa tatkala guru dihadapkan dengan tugas membuat akun padamu negeri dengan aktivasi yang disodorkan oleh operator sekolah.  Kemudian dengan akun tersebut, guru selanjutnya disuruh mengentry data rinci tentang identitas kepegawaiannya serta mengisi EDS secara online.
Tapi apa yang terjadi? Guru tidak siap untuk melaksanakan sendiri apa yang menjadi ketentuan dalam akun padamu negeri. Mengapa? Mereka gaptek. Padahal computer dan internet munculnya dalam peradaban dunia ini bukan baru kemarin. Sudah puluhan tahun yang lalu. Lalu kemarin-kemarin ke mana saja guru Indonesia? Heheh…..entahlah ! Mohon maaf kalau tulisan ini agak keras, bukan merasa lebih pintar dan sok tahu, hanya satu tujuannya yaitu saling memberi motivasi. Dan, saya yakin tulisan ini tidak akan pernah menyinggung yang membacanya sekalipun dia guru. Karena tulisan ini tidak akan pernah sampai ke hadapan mata mereka guru yang gaptek.
          Hal di atas mengingatkan saya pada ucapan seorang penatar dari IKIP Bandung (sekarang UPI), ketika saya tanya : Mengapa pendidikan di Indonesia ketinggalan jauh dengan Malaysia, padahal Malaysia belajarnya dari Indonesia. Beliau (Pak Hilmi) menjawab : “Karena Indonesia cuma omdo (omong doang) sementara pelaksanaannya tidak ada, tidak seperti Malaysia, melaksanakan apa yang mereka dapatkan dari Indonesia”. Kalau begitu wajar, kalau ungkapan di atas hanya menjadi slogan saja. Jika Malaysia numpang lewat kepada Indonesia, itu karena Malaysia “sami’na waato’na”.
Guru wajib melek computer dan internet juga telah lebih dulu dipressing oleh adanya UKG online. Saat itu banyak guru yang demam, ketakutan dan akhirnya keluar ungkapan-ungkapan yang ironis untuk seorang guru. Seharusnya dari sinilah guru bisa mengambil pelajaran dan paham tentang pentingnya penguasaan ICT. Namun faktanya mereka tidak serta merta belajar atau mempersiapkan diri dengan adanya sign seperti itu. Tadinya saya berpikir bahwa guru umumnya tidak mempunyai visi yang luas dalam mengantisipasi perkembangan jaman untuk kepentingan pembelajaran. Namun ternyata, di luar pembelajaran pun telah membuktikan akan pentingnya penguasaan ICT tetap saja jalan di tempat. Ini namanya apriori.



0 komentar:

Posting Komentar